ShoutMix chat widget

Link exchange-Tukar Link

Punahnya Dinosaurus dan Tumbukan Asteroid

Wednesday, 13 October 2010

Sebuah tim ahli yang diketuai oleh pasangan anak – bapak, yaitu Luis dan Walter Alvarez, mengajukan hipotesis bahwa punahnya dinosaurus adalah akibat tumbukan antara bumi dengan benda langit (asteroid). Peristiwa tersebut diduga terjadi pada 65 juta tahun yang lalu.

Hipotesis tersebut dibangun atas dasar pengamatan, sebagai berikut:

  1. Dinosaurus hilang dari muka bumi relatif tiba-tiba, yang diduga terjadi pada 65 juta tahun yang lalu.
  2. Kejadian tersebut berlaku di seluruh bagian bumi, pada saat yang bersamaan.

  3. Dijumpainya unsur iridium, yang termasuk ke dalam jenis unsur jarang. Berdasarkan penanggalan isotop (dating) diketahui ada di dalam lapisan batuan di permukaan bumi berumur 65 juta tahun.

  4. Unsur Iridium diketahui dapat dijumpai di dalam jumlah banyak pada batuan yang berasal dari luar angkasa seperti meteorit, asteroid, dan komet.

        

 

Menurut hipotesis Alvarez, dampak yang ditimbulkan akibat peristiwa tumbukan adalah  berhamburannya batuan dalam jumlah yang sangat besar. Akibat panas yang ditimbulkan oleh tumbukan tersebut, di tempat terdekat, berhamburan batuan leleh sehingga jatuhannya membakar segala sesuatu yang ada di permukaan.

 

Sedangkan di belahan benua lain, debu yang berhamburan menghalangi sinar matahari selama bertahun-tahun. Akibatnya sangat dahsyat, dimulai dengan terputusnya salah satu rantai makanan, yaitu matinya tumbuhan karena ketiadaan sinar matahari. clip_image002[9]Peristiwa ini mengakibatkan habisnya sumber makanan bagi dinosaurus pemakan tumbuhan (herbivora). Bersamaan dengan habisnya herbivora, punah pula dinosaurus pemakan daging (carnivora)

 

Hasil penyelidikan geofisika di kemudian hari, berhasil menyingkap tabir kemungkinan lokasi bekas tumbukan dahsyat tersebut. Diawali dengan pemboran eksplorasi minyak di Kawasan Chiklulux ­­- Semenanjung Yucatan – Meksiko. Mereka mendapatkan anomali magnetik, suatu tubuh benda yang sangat besar pada kedalaman 3000 meter di bawah muka tanah setempat. Mereka awalnya menyangka sebagai suatu kubah gunungapi, karena anomali gravity yang ditimbulkan oleh mineral iridium di dalam pecahan asteroid tersebut, tetapi diragukan karena diameter lingkar benda yang disangka gunungapi tersebut sangatlah besar, mencapai sekitar 350 km (175 mil).

 

Penyelidikan lanjutan memperlihatkan bahwa tubuh yang tadinya disangka berbentuk kubah tersebut ternyata berupa suatu cekungan (kawah raksasa). Berdasarkan bukti-bukti lapangan, yakni dari besarnya kawah yang terbentuk serta penelitian umur dan jenis batuan menunjukkan fenomena yang sesuai dengan hipotesis telah terjadinya penghancuran global di permukaan bumi (global catastrophe). (Yunus Ashari, Ir, MT)