Dalam sistem bumi kita mengenal adanya Gradien geotermal, yaitu adanya bukti-bukti bahwa terjadi kenaikan temperatur dengan penurunan kedalaman, yang besarnya sekitar ~25oC per kilometer. Gradien geotermal berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lainnya, tetapi indikasi yang diperlihatkan panas adalah berasal dari dalam bumi. Peristiwa ini kemungkinan akibat 2 proses:
Konduksi – adalah perpindahan panas melalui suatu benda padat. Contoh peristiwa ini adalah sendok yang tercelup sup di atas tungku atau kompor; atau telinga panci yang turut panas meskipun yang bersentuhan api hanya pada bagian dasarnya. Panasnya sendok atau “telinga” panci adalah keran proses konduksi
Konveksi – adalah perpindahan panas di dalam suatu material yang dipicu oleh perbedaan kondisi temperatur.
Contoh peristiwa ini dapat diamati pada saat kita memanaskan air di dalam panci, suhu terpanas dari air di dalam panci adalah di bagian dasar, air panas ini naik dan air yang dingin di bagian atas akan turun untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan. Begitu terjadi berulang-ulang, sehingga air di panci terlihat mendidih atau bergolak
Aliran panas di permukaan bumi menunjukkan bahwa panas keluar dari dalam interior bumi secara konduksi melalui
tubuh batuan yang padat. Desakan lelehan pijar batuan vulkanik pada gunungapi adalah contoh lain adanya arus konveksi dari dalam bumi. Arus konveksi ini terjadi pula di bagian atas interior bumi (mantle) dan memicu pergerakan kerak bumi yang dikenal sebagai pergerakan tektonik lempeng. Hal ini selanjutnya digunakan untuk menjelaskan bagaimana gunungapi terdistribusi atau di mana pusat-pusat gempa tersebar di belahan bumi (Yunus Ashari, Ir, MT).